Kita semua pasti memiliki
orang tua, baik yang masih dapat kita kecup tangannya ataupun yang sudah tiada.
Ibu bapak yang nun jauh di sana ataupun yang kita mintai izin setiap harinya.
Telah jelas bahwa kedua orang tua sangat berjasa kepada kita. Betapa banyak
pengorbanan yang mereka lakukan untuk kita. Mulai dari kita kecil hingga
sekarang. Mereka mengorbankan raga, harta, waktu, dan lainnya demi kita. Sudah
sepatutnya kita menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya. Islam telah
mengatur segala hal termasuk menjunjung hak-hak kedua orang tua kita dan
mengajarkan untuk berbuat baik pada keduanya.
Allah subhanahu wa
ta`ala berfirman dalam kitab-Nya yang agung:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا
أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia(1).Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Israa’: 23-24)
Dari ayat di di atas kita
tahu bahwa Allah `azza wa jalla memerintahkan kita untuk berbakti pada
keduanya dengan berbuat baik kepada mereka. Allah menggandengkan perintah
berbuat baik pada kedua orang tua dengan perintah bertauhid. Hal ini menandakan
betapa pentingnya berbuat baik pada keduanya. Karena tauhid adalah pokok utama
agama ini yang terpenting. Sesuatu yang digandengkan dengan perintah bertauhid
tentu adalah sesuatu yang penting.
Pengertian “birru
al-walidain”
Kata al birr
artinya adalah kebaikan, berdasarkan sabda beliau shalallahu `alaihi wa
sallam:
…البر
حسن الخلق
“Al birr adalah baiknya
akhlaq.” (HR Muslim No. 1794)
Sedangkan al `uquuq
yaitu kejelekan dan menyianyiakan hak, yang merupakan lawan dari kalimat al
birr.
Kata walidain
maksudnya adalah bapak dan ibu, baik yang berasal dari nasb/ jalur keturunan
maupun jalur dari se-ibu susuan, baik muslim maupun yang kafir, yang mencakup
kakek, nenek, dan mereka yang ada di atasnya, baik dari jalur bapak maupun
jalur ibu.
“Al birr adalah
menaati kedua orang tua di dalam semua apa yang mereka perintahkan kepada
engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan al `uquuq dan menjauhi
mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.”
Berkata `Urwah bin Zubair radhiyallahu`anhu
mengenai firman Allah subhaanahu wa ta’ala,
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan”. (QS. Al-Isra`: 24)
Yaitu “Jangan sampai
mereka berdua tidak ditaati sedikit pun.” (ad-Durul Mantsur 5/259) (1)
Jasa orang tua kita
Tidak dipungkiri bahwa
orang tua memiliki keutamaan atas anak-anak mereka berdua. Merekalah yang
menjadi jalan lahirnya seorang anak, mereka berdua telah mendidik anak ketika
kecil, hingga kelelahan karena terlambatnya waktu istirahat, mengawasi
semalaman sehingga berkurangnya waktu tidur. Ibulah yang mengandung sang anak
di dalam perutnya, hidup dengan tergantung pada makanan dan kesehatan ibunya
selama sembilan bulan lamanya. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam
firmannya:
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
”Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah.” (QS. Luqman: 14)(2)
Syaikh Abdul muhsin
Al-Qosim berkata, “Ibumu (yang selama sembilan bulan) mengandungmu dalam
keadaan lemah, dan semakin bertambah kelemahannya, dengan kesakitan yang selalu
dialaminya, semakin engkau tumbuh maka semakin terasa berat yang dirasakannya
dan semakin lemah tubuhnya. Kemudian tatkala akan melahirkanmu ia
mempertaruhkan nyawanya dengan sakit yang luar biasa, ia melihat kematian
dihadapannya namun ia tetap tegar demi engkau. Tatkala engkau lahir dan berada
di sisinya maka hilanglah semua rasa sakit itu, ia memandangmu dengan penuh
kasih sayang, ia meletakkan segala harapannya kepadamu. Kemudian ia bersegera
sibuk mengurusmu siang dan malam dengan sebaik-baiknya di pangkuannya,
makananmu adalah susunya, rumahmu adalah pangkuannya, kendaraanmu adalah kedua
tangannya. Ia rela untuk lapar demi mengenyangkanmu, ia rela untuk tidak tidur
demi menidurkanmu, ia mendahulukan kesenanganmu di atas kesenangannya. Ia
sangat sayang kepadamu, sangat mengasihimu.”(3)
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا
تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
”Kami perintahkan kepada
manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai,
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.”(Al-Ahqaaf:15)
Begitu juga bapak kita
yang berusaha untuk menghidupi kita dan menguatkan kita dari sejak kita kecil
hingga menjadi kita yang sekarang. Bapak juga berusaha mendidik dan mengarahkan
kita dari kecil yang ketika itu kita tidak memiliki pengetahuan tentang apa
yang merugikan dan bermanfaat untuk diri kita sendiri. Oleh sebab itu Allah
memerintahkan seorang anak untuk berbuat baik dan berterima kasih pada kedua
orang tuanya, sebagaimana firman Allah ta`ala:
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.”(QS. Luqmaan: 14) (4)
0 komentar:
Posting Komentar