Pada suatu hari, seorang pasangan menikmati
liburan di negeri China. Di sana, mereka berniat membeli guci. Saat melihat
sebuah guci yang sangat cantik, mereka protes kepada penjual karena harga guci
yang sangat mahal dan tidak masuk akal. Kemudian sang penjual mengatakan guci
itu memang pantas diberi harga mahal karena usianya sudah lebih dari 500 tahun.
Tiba-tiba keanehan terjadi, guci itu bersuara dan bercerita pada calon pembeli
dan penjual, "Tahukah kalian, sebenarnya aku hanya seonggok tanah liat
yang kotor dan tak berguna," Karena orang yang mendengar guci yang bisa
berbicara itu bengong dan bingung, sang guci kembali bercerita, "Waktu itu
aku hanya onggokan tanah liat tak berguna yang dipukul-pukulkan pada papan kayu
agar kerikil dan kotoran dalam tubuhku bisa keluar, kalian tahu.. rasanya sakit
sekali..." "Setelah itu, pria yang mengambilku menaruh aku di atas
meja yang bisa berputar-putar dan aku pusing karenanya, aku sampai menangis
karena tidak tahan.. tetapi pria itu seolah-olah tak mendengar dan hanya
tersenyum," ujar sang guci. "Tahukah kalian, sesudah itu aku masih
disiksa dengan cara dimasukkan ke dalam pemanggang berapi yang sangat panas.
Aku berteriak-teriak ketika dimasukkan ke dalam sana. Tiba-tiba tubuhku yang
tadinya lunak menjadi keras." "Setelah dipanggang sangat lama,
akhirnya aku dikeluarkan. Ternyata siksaan belum berakhir karena pria itu
menyiram tubuhku dengan cairan-cairan cat, rasanya perih sekali.. seperti luka
yang disiram air panas. Aku memohon-mohon agar penderitaanku berakhir, tetapi
pria itu mengatakan kau akan tahu manfaatnya kelak," "Setelah itu
tubuhku kembali dibakar, dikeluarkan dari panggangan dan disiram cat lain.
Berhari-hari aku harus merasakan sakit, tetapi lama-lama sakit itu hilang dan
pria yang membuatku selalu mengelapku dengan kain sutera," "Kemudian
beberapa hari setelahnya, pasukan kerajaan membeliku dengan harga yang sangat
mahal, aku kaget mengapa mereka membayarku dengan uang sebanyak itu. Terlebih
lagi, saat tiba di istana aku diletakkan di tempat yang sangat bagus. Pada saat
itu barulah aku tahu bahwa bentukku telah berubah, aku tidak lagi seonggok
tanah liat lembek yang kotor dan tak berguna, aku telah berubah menjadi guci
yang cantik dengan berbagai tahap yang menyiksa," "Aku menyukai
bentukku yang sekarang, tetapi sayang sekali aku tidak pernah bertemu lagi
dengan pria yang membentukku jadi begini. Dulu aku menganggapnya sebagai tukang
siksa, tetapi sekarang aku justru ingin berterima kasih padanya karena membuat
hidupku jadi lebih baik dan terhormat," Demikian sang guci mengakhiri
ceritanya.
Anak-anaku yang tercinta ...Rasa perih dan penderitaan bisa menjadi sebuah perjalanan hidup
yang membuat masa depan lebih bersinar.
0 komentar:
Posting Komentar